Psikologi Cinta

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


1. Suka VS Cinta
Psikolog Zick Rubin menjelaskan bahwa cinta yang romantis terdiri dari tiga unsur, yakni : keterikatan (attachment), kepedulian (caring) dan keintiman (intimacy). Keterikatan adalah kebutuhan untuk menerima perhatian dan kontak fisik dengan orang lain. Kepedulian (caring)adalah kemampuan yang anda miliki untuk menghargai dan memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Sedangkan keintiman (intimacy) mengacu pada kebutuhan untuk berbagi pemikiran, keinginan dan perasaan dengan orang lain.
Skala Rubin tentang CintaBerdasarkan definisi tersebut, Rubin merancang skala tentang menyukai dan mencintai (Rubin’s Scales of Liking and Loving). Skala ini mengungkapkan apakah seseorang mencintai atau hanya sebatas menyukai. Dalam sebuah studi, Rubin meminta sejumlah responden untuk mengisi skala, berdasarkan bagaimana perasaan mereka kepada pasangan dan teman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasaan terhadap teman memiliki skor tinggi pada skala menyukai dan perasaan terhadap pasangan memiliki nilai tinggi padaskala mencintai.
Cinta bukanlah konsep yang konkret dan karena itu sulit untuk diukur. Namun, Rubin’s Scales of Liking and Loving menawarkan cara untuk mengukur perasaan cinta yang kompleks.

2. Kasih Sayang VS Gairah
Menurut profesor psikologi Universitas Hawaii, Elaine Hatfield, ada dua tipe dasar cinta, yaitu cinta kasih sayang (compassionate love) dan gairah cinta (passionate love). Cinta kasih sayang ditandai dengan adanya saling keterikatan, saling menghormati, menghargai, kepedulian dan kepercayaan. Kasih sayang biasanya tumbuh berkembang dari perasaan saling pengertian dan rasa saling menghargai satu sama lain.
Cinta?Sedangkan cinta yang dilandasi gairah (passionate love) ditandai dengan emosi yang intens, daya tarik seksual, kecemasan dan afeksi. Ketika cinta terbalaskan (reciprocated love), orang merasa gembira dan bahagia. Namun jika cinta tak terbalaskan (unreciprocated love), akan menyebabkan perasaan sedih, berkecil hati dan bahkan putus asa.
Hatfield menunjukkan bahwa cinta yang didasari oleh gairah adalah fana, karena dipengaruhi fungsi fisiologis pada manusia. Seperti anda merasa bergairah jika berada di depan seorang wanita cantik atau lelaki keren. Menurut Hatfield, idealnya,cinta adalah hubungan yang menggabungkan antara kenyamanan dan kasih sayang dengan gairah itu sendiri. Sehingga hubungan antara pasangan akan bertahan lama dan terhindar dari masalah selingkuh maupun perceraian.

3. Teori Roda Warna Tentang Cinta
Pada tahun 1973, John Lee dalam buku klassik-nya The Colors of Love, menganalogikan tipe cinta dengan teori tentang roda/lingkaran warna (color wheel/color circle), yakni sebuah ilustrasi abstrak tentang keterkaitan antara warna-warna primer, warna sekunder dan warna komplementer (lihat penjelasan color wheel disini).
Color WheelSama seperti ada tiga warna utama, Lee menjelaskan bahwa ada tiga tipe utama dari cinta, yaitu adalah ErosLudos danStorge. Eros adalah perasaan cinta kepada seseorang yang dianggap paling ideal. Ludos menganggap cinta sebagai sebuah permainan, sedangkan storge menganggap cinta sebatas persahabatan.
Sama halnya dengan analogi color wheel, cinta juga merupakan kombinasi antara Eros, Ludos dan Storge. Kombinasi tersebut antara lain;
  1. Mania (Eros + Ludos) = Cinta yang obsesif (Obsessive love);
  2. Pragma (Ludos + Storge) = Cinta yang realistis dan praktis (practical love);
  3. Agape (Eros + Storge) = Cinta tanpa pamrih (Selfless love)

4. Teori Segitiga
Cinta segitiga yang dimaksud disini bukan yang sering kita dengar; adanya pihak ketiga dalam sebuah hubungan. Melainkan tiga komponen cinta (triangular theory of love)menurut Robert Sternberg. Sternberg menjelaskan bahwa ada tiga komponen cinta, yaitu : keintiman (intimacy), gairah (passion) dan komitmen (commitment).
  1. Keintiman – Yang meliputi perasaan keterikatan, kedekatan, keterhubungan, dll.
  2. Passion – Yang meliputi antara cinta yang romantis dan daya tarik seksual.
  3. Komitmen – Yakni keputusan untuk tetap bersama pasangan dalam waktu yang panjang.
triangular theory of love
Kombinasi yang berbeda dari ketiga komponen menghasilkan berbagai jenis cinta. Misalnya, kombinasi keintiman dan komitmen dalam cinta kasih penuh kasih sayang (compassionate love), sedangkan kombinasi gairah dan keintiman menyebabkan gairah cinta (passionate love).
Sternberg memperkenalkan istilah cinta sempurna (consummate love) untuk menggambarkan kombinasi antara keintiman, gairah dan komitmen. Hubungan yang dibangun pada dua individu akan lebih sempurna jika didasarkan pada kombinasi ketiganya. Meskipun begitu, Sternberg menyangsikan adanya cinta yang sempurna di dunia ini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Mitos Psikologi

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Kali ini kita akan membahas tentang berbagai mitos di dunia psikologi

Mitos pertama : Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita

Ini jelas salah. Otak bekerja secara totalitas sehingga tidak ada bagian otak yang tidak bekerja bagi orang yang normal. Mitos ini berasal dari psikolog William James satu abad yang lalu. Saat itu ia menulis kalau ia meragukan kalau rata-rata manusia mencapai sekitar 10% potensi intelektualnya. Dalam sebuah studi, saat ditanya “Sekitar berapa persen kekuatan otak potensial manusia yang menurut kamu dipakai sebagian besar orang?, ” sepertiga mahasiswa psikologi menjawab 10%. Dalam waktu lama, para motivator “berpikir positif” memperbesar mitos ini menjadi seolah sebuah fakta. Sebagai contoh, dalam buku How to be Twice as Smart, Scott Witt menulis “Jika kamu seperti orang kebanyakan, berarti kamu hanya memakai sepuluh persen kekuatan otakmu.” Selain itu terdapat juga daerah korteks diam yang menurut para ahli masa lalu tidak memiliki fungsi namun sekarang telah terbukti berperan penting untukbahasa dan berpikir abstrak dan diganti namanya menjadi korteks asosiasi. Masyarakat awam juga mengambil pernyataan ilmuan kalau mereka belum mengetahui dengan pasti fungsi dari 90% bagian otak, lalu dijadikan seolah fakta bahwa 90% ini berarti tidak berfungsi. Akhirnya ada juga yang mengklaim kalau Albert Einstein yang bilang bahwa kecerdasannya hanya berasal dari 10% bagian otaknya. Walau begitu, tidak ada bukti kalau Einstein pernah mengatakan demikian.

Mitos Kedua : Lebih Baik Marah daripada Ditahan

Dalam sebuah survey, 66% mahasiswa percaya kalau lebih baik membiarkan marah itu lepas (katharsis) ketimbang menahannya, karena dapat mengganggu kesehatan. Film Anger Management tahun 2003 juga menyebarkan keyakinan ini dengan menyarankan seorang tokoh memukul bantal atau tas sebagai penyaluran kemarahan. Bahkan ada juga psikolog yang menyuruh kliennya berteriak atau melemparkan bola ke dinding saat mereka marah. Sayangnya, keyakinan ini sama sekali tidak didukung bukti ilmiah apapun kalau hal tersebut memang dapat meredakan agresi. Malahan hal tersebut justru akan meningkatkan agresi. Lebih jauh lagi, bermain sepakbola juga dapat meningkatkan agresivitas baik pemain maupun suporter.

Mitos Ketiga : Penyebab utama masalah kejiwaan adalah Kepercayaan Diri yang Rendah

Mitos ini juga dimunculkan oleh para motivator berpikir positif. Sebuah buku, Self-Esteem Games, memuat 300 aktivitas untuk membantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, seperti mengulang-ulang afirmasi positif yang menekankan keunikan mereka. Walau demikian, penelitian menunjukkan kalau kepercayaan diri tidak berhubungan kuat dengan kesehatan mental yang lemah. Dalam penelitian komprehensif  oleh Roy Baumeister et al yang meninjau lebih dari 15 ribu studi mengenai kepercayaan diri ke segala jenis variabel psikologi. Mereka menemukan kalau kepercayaan diri kecil sekali hubungannya dengan kesuksesan hubungan antar manusia, dan tidak berhubungan dengan pasti pada penyalahgunaan obat-obatan. Lebih jauh, mereka menemukan kalau kepercayaan diri berhubungan positif dengan prestasi di sekolah, tapi hubungan interaktif ini lebih condong pada prestasi di sekolah. Artinya, pengaruh prestasi sekolah dalam meningkatkan kepercayaan diri lebih kuat daripada pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi di sekolah. Fakta yang paling mengesankan adalah kepercayaan diri yang rendah tidak perlu dan tidak cukup untuk menyebabkan depresi.

Mitos keempat: Ingatan Manusia bekerja Seperti Kamera Video

Sudah jelas hal ini adalah mitos. Terlalu sering anda atau orang lain disekitar anda lupa akan sesuatu. Tapi 36% orang percaya kalau otak dapat merekam pengalaman secara sempurna layaknya kamera video. Hal ini disebabkan terutama kalau seseorang lupa, ia mungkin tidak sadar kalau ia lupa. Pikirannya menjadi kreatif dan menambal ingatan yang hilang tersebut dengan ingatan lain yang entah dari peristiwa apa yang masih ia ingat. Ini menunjukkan kalau sifat ingatan bukanlah reproduktif (menyalin apa yang kita alami) tapi bersifat rekonstruktif (menambal ingatan). Para ilmuan bahkan mampu membuat subjek penelitiannya percaya sepenuh hatinya kalau sebuah kejadian fiktif yang dibuat ilmuan, benar-benar terjadi.

Mitos kelima : Hipnotis adalah Kondisi Khusus yang berbeda dari kondisi sadar

Keyakinan ini muncul dari film dan dunia hiburan. Tapi penelitian menunjukkan orang yang dihipnotis dapat menolak dan bahkan menentang sugesti penghipnotis terutama dalam melakukan hal-hal yang berlawanan dengan prinsipnya seperti menyakiti orang yang mereka tidak sukai. Orang yang terhipnotis sepenuhnya dalam kondisi sadar. Pindai otak juga tidak menunjukkan adanya pola khusus di otak orang yang dihipnotis. Para ilmuan mampu membuat orang melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang dihipnotis tanpa melakukan hipnotis. Dengan kata lain, hipnotis semata merupakan sebuah prosedur diantara banyak prosedur untuk meningkatkan respon seseorang pada sugesti.

Mitos keenam : Alat Pendeteksi Kebohongan (Poligraf) adalah Alat yang Akurat

Poligraf ditemukan tahun 1920an oleh psikologi William Moulton Marston. Alat ini pada dasarnya alat pengukur tekanan darah sistolik, karena ia percaya kalau saat orang berbohong, tekanan darah sistoliknya meningkat. Mesin ini kemudian disempurnakan dengan menambahkan pengukuran konduktansi kulit dan pernapasan. Selain hal ini belum tentu berhubungan, grafik poligraf yang dihasilkan sulit untuk dianalisa hingga sekarang. Ambil contoh, orang yang jujur tapi berkeringat banyak, dapat disalah sangka sedang berbohong. Belum lagi tidak adanya bukti kalau efek Pinokio (reaksi emosi atau fisiologi yang hanya terjadi saat seseorang berbohong) itu ada. Satu-satunya yang bisa ditunjukkan poligraf saat seseorang memakainya adalah bukti bahwa orang tersebut tegang atau tidak. Dengan kata lain, poligraf bukanlah alat pendeteksi kebohongan tapi alat pendeteksi ketegangan. Bagi para penjahat berdarah dingin dan psikopat, mereka dapat lolos dengan mudah lewat alat deteksi kebohongan ini. Dan sudah banyak orang yang tidak bersalah dihukum gara-gara mesin poligraf.

Mitos ketujuh : Dua Hal yang Berlawanan Saling Tarik Menarik

Maksud dari mitos ini adalah, dua orang yang memiliki hal yang bertentangan, dapat tertarik satu sama lain. Hal yang bertentangan ini bisa saja kepribadian, keyakinan dan penampilan. Film banyak mengeksploitasi ini. Cinta antara Putri dan Si Buruk Rupa, Cinta antara Ateis dan Pendeta, Percintaan antara jenderal jahat dan peri baik hati. Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat Harville Hendrix, Ph.D. kalau hanya mereka yang berlawanan yang dapat saling tertarik. Sebaliknya, penelitian membuktikan Hendrix sepenuhnya salah. Lusinan bukti menunjukkan orang yang sama sifatnya lah yang lebih mungkin berpasangan. Kutu buku dengan kutu buku, anak punk dengan anak emo, anggota grop facebook dengan anggota grup yang sama, dsb. Jauh lebih banyak orang yang tertarik dengan sesama sifat daripada yang berlawanan sifat. Survey juga menunjukkan kalau kesamaan sifat ini penting bagi keharmonisan keluarga. Gampangnya seperti ini, semakin sesuai pendapat seorang tokoh politik dengan pendapat kita, semakin besar kemungkinan kalau kita menyukai tokoh tersebut.

Mitos kedelapan: Penderita Schizophrenia memiliki Kepribadian Ganda

Mitos di masyarakat menganggap kalau schizophrenia sama artinya dengan kepribadian ganda (multiple personality disorder – MPD). Dalam sebuah survey, 77% mahasiswa psikologi percaya kalau penderita schizophrenia adalah pemilik kepribadian ganda. Fim Me, Myself, and Irene yang diperankan Jim Carrey juga mengeksploitasi mitos ini. Ia didiagnosa menderita schizophrenia, padahal pada kenyataannya ia menderita kepribadian ganda. Pada kenyataannya, dua penyakit ini sangat berbeda. Penderita MPD memiliki dua atau lebih kepribadian dalam dirinya dalam satu waktu. Dan banyak ahli psikologi yang ragu kalau penyakit seperti ini benar-benar ada. Schizophrenia sebaliknya, memiliki fungsi psikologi yang terpisah-pisah, khususnya emosi dan berpikir. Bagi orang normal, apa yang kita rasakan dan pikirkan sekarang akan berhubungan erat dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan beberapa saat lagi. Tapi bagi penderita Schizophrenia, pikiran dan emosi tersebut dapat berubah begitu cepat dan ekstrim. Kepribadiannya tetap sama, hanya saja emosi dan pikirannya yang tidak terprediksi. Akibatnya orang skizophrenia justru memiliki resiko rendah melakukan bunuh diri, mengalami depresi, ketakutan, penyalahgunaan narkoba, pengangguran dan tuna wisma. Wajar saja, bila sekarang ia merasa begitu sedih beberapa saat lagi ia menjadi sangat senang. Bagi orang normal, sekarang ia merasa begitu sedih, beberapa saat lagi mungkin ia akan bunuh diri atau depresi. Seperti kata Irving Gottesman, “penyalahgunaan istilah schizophrenia dalam merujuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasar saham atau ketidak sesuaian sesuatu dengan harapan seseorang tidaklah sama dengan masalah kesehatan umum dan penderitaan dengan penyakit paling sulit dipahami dari pikiran manusia ini.”

Mitos kesembilan : Bulan Purnama Menyebabkan Kegilaan dan Kejahatan

Mitos ini sudah sangat purba. Ia berasal dari masa saat manusia belum memiliki lampu listrik. Akibatnya orang senang saat malam hari terang oleh purnama. Mereka lebih aktif daripada malam biasa yang gelap. Sekarang hal tersebut sudah tidak teramati lagi, karena setiap rumah memiliki listrik dan tidak terlalu banyak orang terlalu memperhatikan bulan. Legenda dari Yunani Kuno dan Abad Pertengahan mengatakan adanya manusia serigala, vampire, dan monster menyeramkan saat bulan purnama. Tapi beberapa pihak mengklaim kalau kebiasaan ini tertanam secara tidak sadar pada diri manusia. Tahun 1985, dua psikolog memeriksa semua bukti penelitian yang ada mengenai pengaruh bulan, dan tidak satupun ada bukti kalau bulan berpengaruh pada kejahatan, kecenderungan bunuh diri, masalah kejiwaan, jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa atau telpon darurat. Penelitian lebih modern juga membantah adanya hubungan antara bulan purnama dengan bunuh diri, orang yang masuk rumah sakit jiwa, orang yang masuk UGD, dan gigitan anjing.

Mitos kesepuluh: Banyak Kriminal Berhasil Membela Diri dengan Mengaku Gila

Setelah memberi pidato tanggal 30 maret, 1981, Presiden Ronald Reagan muncul dari hotel Washington Hilton. Beberapa detik kemudian, enam tembakan terdengar. Satu mengenai agen rahasia, satu polisi, satu sekretaris James Brady dan satu mengenai presiden sendiri. Sang penembak adalah pria berusia 26 tahun bernama John Hinckley, yang jatuh cinta dengan artis Jodie Foster dan yakin kalau dengan membunuh Presiden, Foster akan tergugah dan jatuh cinta padanya. Tahun 1982, saksi ahli psikologi berdebat mengenai apakah Hinckley bersalah atau tidak karena alasan gila. Akhirnya juri memutuskan kalau Hinckley gila. Keputusan juri memicu protes publik. Pooling ABC menunjukkan 76% rakyat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Dan dari sini mulailah mitos kalau dengan alasan gila, banyak penjahat yang berhasil lolos dari penjara. Mitos ini semakin diperkuat oleh film-film action yang menunjukkan antagonis pura-pura gila untuk menghindari hukuman. Namun keyakinan ini sama sekali salah. Data menunjukkan kalau pengajuan alasan gila di pengadilan berada di bawah 1%. Dan dari semua pengajuan ini, hanya 25% saja yang diputuskan memang gila. Lebih parah lagi, orang yang dinyatakan gila di pengadilan akan dikirim ke rumah sakit jiwa dan disana mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 tahun sebelum diputuskan apakah ia harus ditahan lebih lama atau dilepaskan. Akibatnya bagi orang normal yang berhasil mengaku gila, tinggal di rumah sakit jiwa bisa jadi hal yang lebih menyiksa dari di penjara. Di penjara ia punya waktu yang jelas untuk bebas dan tidak perlu berpura-pura, di rumah sakit jiwa tidak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Tugas Observasi Psikologi Pendidikan

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


  • Byuti Ridha Andini                              12 1301 001
    Retno Kustina                                     12 1301 003
    Asmia Hadi Anggraini Lubis             12 1301 005
    Dara Permata Sari                             12 1301 019
    Iqbal Purnandang                               12 1302 043


    A.  Identitas Sekolah
    Nama Sekolah            : SMK NAMIRA TECH NUSANTARA
    Alamat Sekolah          : Jl. Setia Budi Pasar I No 76 Tanjung sari Medan Selayang. 20132
    Telpon                         : (061) – 8217871
    Fax                              : (061) – 8217859
    Website                       : 
    namiraschool.com 
    Uang Sekolah             : Rp. 200.000,- / bulan 
    Konsep E-learning      : Online ( koneksi internet dan Wi-Fi ) dan offline ( media presentasi )


    B.  Uraian Aktivitas Observasi
    ·       Hari pelaksanaan               : Selasa, 14 Mei 2013 
    ·       Waktu pelaksanaan           : 09.00 – 10.00 wib (60 menit ) 
    ·       Pembagian tugas               : Setiap anggota kelompok memasuki satu kelas yang sama,
                                                  satu orang notulen dan satu orang penanggungjawab
                                                  dokumentasi
    ·       Narasumber                       : Nur Fadjri Azwar                ( Guru )
     - Nia Syafitri                         ( Siswi )
     - Wahyu Syaputra                ( Siswa )


    C.  Laporan Hasil Observasi
                           
    I.   Pendahuluan
    Dunia Pendidikan mengalami banyak perkembangan. Saat ini banyak sekolah yang telah beralih metode pembelajaran. Dahulu, sekolah hanya mengandalkan ilmu yang ada pada guru saja. Siswa mendapat ilmu sepenuhnya dari buku tanpa dibantu oleh sumber dan metode lain. Solusi untuk hal ini adalah E-learningE-learning sekarang telah menjadi tren baru dalam dunia pendidikan. Dengan metode E-learning, proses belajar mengajar dibantu oleh teknologi, sehingga siswa bisa mendapat sumber ilmu lebih banyak dan menambah pengetahuan mereka tentang teknologi. Banyak sekolah yang telah memakai konsep ini. Salah satunya SMK Namira Tech Nusantara. SMK Namira Tech Nusantara adalah salah satu sekolah menengah atas yang merupakan salah satu tingkat sekolah di Yayasan Fajar Diinul Islam, yang terletak di kota Medan, Indonesia. Sekolah ini menggunakan konsep E-learning seperti metode presentasi, diskusi dan yang lain-lain. Selain itu sekolah ini juga dilengkapi dengan fasilitas wi-fi.

                               II. Landasan Teori
    Sistem pembelajaran elektronik atau E-learning (Electronic learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. Dengan e-learningsiswa tidak hanya duduk di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.Karena dengan metode ini, peran aktif siswa lebih dituntut. E-learning juga mempermudah interaksi antara siswa dengan materi, siswa dengan guru atau pengajar, maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Siswa dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang dengan mudah sehingga diharapkan pemahaman akan materi bertambah.
    Kelebihan E-learning juga dirasakan oleh guru atau pengajar. Dengan adanya E-learning guru dapat lebih mudah dalam mengajar karena bahan-bahan atau materi yang diajarkan bisa diakses secara update, sehingga guru juga dapat menambah wawasan melalui hal ini. Selain itu, metode E-learning juga memudahkan guru dalam mengontrol atau mengawasi siswa karena E-learning sangat menghemat jarak, waktu dan biaya sehingga terbilang sangat efisien untuk dijadikan metode belajar-mengajar.

                           III.    Objek Penelitian
    Objek penelitian pada observasi kali ini adalah kelas XI RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) di jam pelajaran Kimia dengan jumlah siswa 18 orang.

                           IV.   Laporan Penelitian

    a.   Teori Belajar
    Teori belajar yang paling dominan kami temui dari hasil observasi adalah teori belajar behavioral, di mana siswa sekolah dan belajar karena adanya rewardberupa nilai yang bagus sehingga lulus sekolah, serta punishment berupa nilai buruk dan tinggal kelas.

    b.   Orientasi Belajar
    Orientasi belajar yang digunakan sudah cukup mengarah ke arah orientasi SCL (Student Centered Learning) di mana metode yang digunakan sudah tampak berusaha membuat siswa aktif dan menjadi pusat pembelajaran, sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini terlihat dari observasi kami saat pelajaran Kimia dipelajari dengan cara presentasi oleh siswa, sementara guru hanya mengawasi dan memberikan feedback di akhir jam pelajaran tersebut. Namun dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, diketahui bahwa belum semua pelajaran menggunakan konsep E-learning. Kimi hanya salah satu pelajaran yang menggunakan cara presentasi oleh siswa. Untuk pelajaran lainnya, masih berorientasi pada TCL (Teacher Center Learning)di mana guru masih berperan sebagai pusat dan pemimpin pembelajaran, sementara siswa hanya mengikuti apa yang dikatakan guru.

    c.  Motivasi Belajar
    Terlihat jelas pada saat kami observasi, guru berusaha memberikan motivasiekstrinsik pada siswa dengan cara meberikan semangat dan nasehat. Namun dua orang siswa yang kami wawancarai mengaku bahwa motivasi mereka bersifat intrinsikdi mana semangat yang mereka miliki semata-mata berasal dari dalam hati, dari sebuah niat untuk menimba ilmu, lulus, kemudian berkerja.

    d. Manajemen Kelas
    Kelas yang jadi objek observasi kami adalah kelas XI RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) yang terdiri dari 18 orang siswa. Dalam hal penataan, ruang kelas ini menggunakan gaya penataan auditorium, dimana semua siswa duduk menghadap guru. Guru berada di depan, di tengah-tengah. Sementara siswa duduk di sisi kanan dan kiri kelas, menghadap ke tengah. Sementara itu dalam hal gaya pengajaran guru, gaya yang dipakai adalah otoritatif, di mana guru memberikan kebesan penuh pada siswanya, namun juga tidak melepaskan control begitu saja.


    D.  Rangkuman Hasil Observasi

    1.    Rangkuman menurut Kelompok
    Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa metode E-learning sudah dijalankan di SMK Namira Tech Nusantara walapun belum dapat dikatakan sukses dan menyeluruh karena diketahui hanya beberapa pelajaran dan di beberapa kelas saja yang menggunakan metode ini. Itupun masih sebatas penggunaan powerpoint untuk presentasi dengan menggunakan proyektor dan in focus. Walaupun demikian, kami dapat melihat bahwa sebagian besar kelas sudah dilengkapi dengan peralatan seperti proyektor dan in focus. Diharapkan agar fasilitas ini digunakan dengan semaksimal mungkin demi kemajuan seluruh pihak, khususnya siswa. Sementara itu, fasilitas wi-fi sangat memadai, tetapi siswa dan penduduk siswa lainnya masih menggunakan fasilitas ini sebagai media untuk mencari bahan atau sekedar memanfaatkan jejaring sosialnya saja.
    Kami setuju bahwa metode E-learning sangat bermanfaat dan sangat tepat untuk dipadukan dengan orientasi belajar SCL (Student Centered Learning).

    2.    Rangkuman Pribadi
    Metode E-learning sudah seharusnya dijadikan sebagai syarat wajib untuk mencapai kegiatan belajar-mengajar yang efektif, apa lagi melihat kondisinya di zaman sekarang yang cukup mendukung untuk itu. Sebaiknya setiap sekolah sudah menggunakan metode ini. Namun pada kenyataannya, penggunaan metode ini belum sepenuhnya berjalan dan berkembang baik di setiap daerah di Indonesia. Konsep E-learning yang diaktualisasikan hanya sebatas penggunaan powerpointuntuk presentasi, seperti yang diketahui pada SMK Namira Tech Nusantara. Terlihat jelas E-learning di sekolah ini belum berjalan baik, namun usaha untuk mengarah ke sana patut diacungi jempol.          

    E.   Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi
    ·      Byuti Ridha Andini – 12 1301 001 :
    Menurut saya, observasi kami berjalan cukup lancar dan baik. Guru dan siswanya pun cukup ramah sehingga mudah diajak bekerjasama. Tidak ada kendala saat melakukan tugas ini. Saya sangat senang melaksanakan tugas ini karena untuk pertama kalinya saya berkunjung ke sekolah lain untuk observasi. Kami sempat berkenalan danngobrol bersama adik-adik dari kelas yang kami observasi. Dari hasil observasi, diketahui bahwa mereka cukup menguasai E-learning khususnya cara presentasi. Mereka juga bercerita tentang banyak hal. Jadi, tugas observasi ini sangat berkesan dan bermanfaat bagi saya.

    ·      Retno Kustina – 12 1301 003
    Ini adalah pertama kalinya saya melaksanakan tugas observasi ke sekolah. Pihak sekolah yang kami kunjungi untuk observasi sangat terbuka menerima kami sehingga proses yang kami lalui tidak cukup sulit. Dari mulai persiapan surat dan izin observasi, kami tidak menghadapi kendala. Begitu juga dari pihak sekolah yang terlihat jelas antusiasme dan keramahannya. Melalui tugas ini, kami belajar untuk pintar mengamati dan mengobservasi, serta menambah wawasan dan pengalaman bagi kami.

    ·      Asmia Hadi Anggraini Lubis – 12 1301 005
    Sekolah Namira adalah tempat saya SD dulu. Kembali ke sekolah tersebut untuk observasi sangat menyenangkan bagi saya. Saya bahkan sempat bertemu dan bertegur sapa dengan salah seorang guru saya di SD dulu yang sampai saat ini masih aktif mengajar di Namira. Saat kami mengunjung SMK Namira untuk observasi, sebenarnya sebelum itu kami sempat meminta izin untuk observasi di SD dan SMP nya, tetapi kami mengalami kesulitan karena pihak sekolah sedang sibuk menghadapi Ujian Semester. Namun akhirnya SMK Namira terbuka untuk dijadikan objek observasi walaupun mereka juga sebenarnya sibuk untuk menghadapi Ujian Semester. Saat observasi, saya senang mengetahui konsep E-learning sudah digunakan di sekolah ini. Namun belum berjalan lancer. Menurut saya, pemakaian metode E-learning sangat bermanfaat baik itu bagi guru, pihak sekolah, maupun bagi siswa.

    ·      Dara Permata Sari – 12 1301 019
    Jujur saja, ini pertama kalinya saya mendengar dan mengunjungi Yayasan Namira, tepatnya SMK Namira Tech Nusantara. Saat tahu bahwa kami mendapatkan tugas observasi dari mata kuliah Pendidikan, saya senang dan tidak sabar untuk memulainya. Dengan teman-teman sekelompok yang enak diajak berkerjasama, akhirnya kami dapat melakukan persiapan dan izin observasi ke sekolah dengan cukup baik, walaupun sempat berganti tujuan dari SD ke SMP, kemudian dari SMP ke SMK dengan alasan semua tingkatan sekolah sedang sibuk persiapan menghadapi ujian semester. Namun secara keseluruhan, observasi kami cukup lancar dengan dibantu oleh kepala sekolah, guru dan siswa yang ramah-tamah. Untuk pembelajaran E-learning nya sendiri, saya nilai cukup pantas dipresiasi walaupun belum sepenuhnya karena diketahui belum semua pelajaran memakai konsep E-learning.

    ·      Iqbal Purnandang – 12 1301 043
    Menurut saya metode E-learning sangat bagus dalam proses pembelajaran. Metode ini sangat bagus untuk menambah pengetahuan dan wawasan, baik siswa maupun guru. Ketika observasi berlangsung, saya melihat di sekolah Namira, proses pembelajarannya menggunakan metode e-learning. Sangat bagus menurut saya, dengan jumlah siswa dibawah 30 orang, membantu proses pembelajaran lebih gampang. Terima kasih untuk sekolah Namira yang membantu proses observasi untuk menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments